BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil tes
siswa di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Kedua kelas tersebut
terlebih dahulu diberi Pre-test
dengan soal yang sama untuk mengetahui tingkat kemampuan menyimak siswa.
Kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu belajar dengan menggunakan laboratorium bahasa
dalam pembelajaran menyimak, sedangkan pembelajaran di kelas
kontrol tidak dilakukan
di laboratorium bahasa (tetap belajar di kelas
secara konvensional).
Setelah pembelajaran, kedua kelas tersebut diberi tes akhir Post-test dengan soal yang sama. Hasil tes yaitu pretest dan
postest dianalisis dengan menggunakan uji- t. Adapun taraf alfa (ɑ) atau
tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 atau 5%.
A. Hasil
Penelitian
Hasil
penelitian ini terdiri dari nilai Pre-test dan Post-test, siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1
Barru.Data yang diperoleh dapat disajikan dalam analisis data. Sebelum
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji, terlebih dahulu dilakukan
analisis data yang
merupakan syarat dalam pemakaian statistik. Pengujian analisis data
tersebut
meliputi:
1.
Analisis
Statistik Deskriptif Pre-Test
Penelitian
ini diawali dengan pemberian Pre-test kepada
kedua kelas yakni tes meliputi kemampuan menyimak. Dari 32 siswa di kelas XI
IPS 1 sebagai kelas eksperimen, rata-rata (mean)
hasil belajar siswa adalah 65 dari nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah
45. Jika hasil tes kemampuan menyimak kelas eksperimen tersebut dikelompokkan
ke dalam 10 kategori,
maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut.
Tabe l2.Distribusi Frekuansi dan Persentase nilai Pre-test Kelas
Eksperimen (XI IPS 1)
No.
|
Skor
|
Kategori
|
Frekuansi
|
Persentase
|
1.
|
91-100
|
Istimewa
|
0
|
0
%
|
2.
|
81-90
|
Baik sekali
|
2
|
6 %
|
3.
|
71-80
|
Baik
|
10
|
31 %
|
4.
|
61-70
|
Cukup
|
7
|
22 %
|
5.
|
51-60
|
Sedang
|
7
|
22 %
|
6.
|
41-50
|
Hampir sedang
|
6
|
19 %
|
7.
|
31-40
|
Kurang
|
0
|
0%
|
8.
|
21-30
|
Kurang Sekali
|
0
|
0%
|
9.
|
11-20
|
Buruk
|
0
|
0%
|
10.
|
1-10
|
Buruk Sekali
|
0
|
0%
|
JUMLAH
|
32
|
100
%
|
Berdasarkan
data hasil frekuensi dan persentase nilai Pre-test
kelas eksperimen menunjukkan
bahwa, 2 siswa atau 6 % yang memperoleh nilai antara 81-90, 10 siswa atau 31%
yang memperoleh nilai antara 71-80, 7 siswa atau 22% yang memperoleh nilai
antara 61-70, 7 siswa atau 22 % memperoleh nilai antara 51-60, 6 siswa atau 19%
yang memperoleh nilai 41-50 0 siswa atau 0% yang memperoleh
nilai 91-100, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 31-40, 0 siswa atau 0% yang
memperoleh nilai 21-30, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 11-20, dan 0
siswa atau 0% yang memperoleh nilai 1-10.
Sementara dari
32 siswa di kelas XI IPS 3sebagai kelas kontrol, diperoleh rata-rata (mean) hasil belajar siswa adalah 63,3 dari nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 40. Jika hasil tes kemampuan menyimak siswa kelas kontrol tersebut dikelompokkan dalam 10 kategori,
maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabe l3. Distribusi
Frekuansi dan Persentase
Nilai Pre-test
Kelas
Kontrol (XI IPS 3)
No.
|
Skor
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
91-100
|
Istimewa
|
0
|
0%
|
2.
|
81-90
|
Baik sekali
|
0
|
0%
|
3.
|
71-80
|
Baik
|
6
|
19%
|
4.
|
61-70
|
Cukup
|
13
|
41%
|
5.
|
51-60
|
Sedang
|
9
|
28%
|
6.
|
41-50
|
Hampir sedang
|
3
|
9%
|
7.
|
31-40
|
Kurang
|
1
|
3%
|
8.
|
21-30
|
Kurang Sekali
|
0
|
0%
|
9.
|
11-20
|
Buruk
|
0
|
0%
|
10.
|
1-10
|
Buruk Sekali
|
0
|
0%
|
JUMLAH
|
32
|
100%
|
Berdasarkan data hasil frekuensi dan persentase
nilai Pre-test kelas kontrol menunjukkan bahwa, 6 siswa atau 19% yang memperoleh nilai antara 71-80, 13 siswa
atau 41% yang memperoleh nilai antara
61-70, 9 siswa atau 28% yang memperoleh nilai antara 51-60, 3 siswa atau 9%
memperoleh nilai antara 41-50, 1 siswa atau 3% yang memperoleh nilai 31-40, 0
siswa atau 0% yang memperoleh antara 91-100, 0 siswa atau 0% yang memperoleh
nilai antara 81-90, 0 siswa atau 0% yang
memperoleh nilai 21-30, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 11-20, dan 0
siswa atau 0% yang memperoleh nilai 1-10.
2.
Analisis
Statistik Deskriptif Post-test
Setelah pemberian perlakuan (belajar dengan menggunakan laboratorium
bahasa) terhadap kelas eksperimen (XI IPS 1) dan belajar tanpa menggunakan
laboratorium bahasa ( belajar secara konvensional di kelas) pada kelas kontrol
(XI IPS 3) sebanyak 4 kali pertemuan, kedua kelas diberi post-test untuk melihat tingkat
kemampuan menyimak siswa masing-masing kelas setelah pembelajaran.
Dari
32 siswa di kelas eksperimen, diperoleh data bahwa nilai rata-rata (mean) dari hasil belajar siswa adalah 87,1
dari nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Jika hasil post-test kemampuan menyimak siswa kelas eksperimen tersebut
dikelompokkan dalam 10
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi
frekuensi dan persentase nilai postest
kelas
Ekperiment ( XI IPS 1)
No.
|
Skor
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
91-100
|
Istimewa
|
6
|
19%
|
2.
|
81-90
|
Baik sekali
|
20
|
62%
|
3.
|
71-80
|
Baik
|
5
|
16%
|
4.
|
61-70
|
Cukup
|
1
|
3%
|
5.
|
51-60
|
Sedang
|
0
|
0%
|
6.
|
41-50
|
Hampir sedang
|
0
|
0%
|
7.
|
31-40
|
Kurang
|
0
|
0%
|
8.
|
21-30
|
Kurang Sekali
|
0
|
0%
|
9.
|
11-20
|
Buruk
|
0
|
0%
|
10.
|
1-10
|
Buruk Sekali
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
32
|
100%
|
Berdasarkan
data hasil frekuensi dan persentase nilai post-testkelas eksperimen menunjukkan bahwa, 6 siswa atau 19% yang memperoleh nilai antara 91-100, 20 siswa atau 62%
yang memperoleh nilai antara 81-90, 5 siswa atau 16% yang memperoleh nilai
antara 71-80, 1 siswa atau 3% memperoleh nilai antara 61-70, 0 siswa atau 0%
yang memperoleh nilai 51-60, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 41-50, 0
siswa atau 0% yang memperoleh nilai 31-40, 0 siswa atau 0% yang memperoleh
nilai 21-30,0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 11-20, dan 0 siswa atau 0%
yang memperoleh nilai 1-10.
Demikian
pula dari 32 siswa di kelas kontrol diperoleh data bahwa nilai rata-rata (mean) hasi belajar siswa adalah 64,5
dari nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Jika hasil post-test kemampuan menyimak siswa kelas kontrol tersebut
dikelompokkan dalam 10
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel
5.
DistribusiFrekuensi
dan Persentase Nilai Posttest Kelas Kontrol
( XI IPS 3)
No.
|
Skor
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1.
|
91-100
|
Istimewa
|
0
|
0%
|
2.
|
81-90
|
Baik sekali
|
0
|
0%
|
3.
|
71-80
|
Baik
|
9
|
28%
|
4.
|
61-70
|
Cukup
|
11
|
34%
|
5.
|
51-60
|
Sedang
|
6
|
19%
|
6.
|
41-50
|
Hampir sedang
|
5
|
16%
|
7.
|
31-40
|
Kurang
|
1
|
3%
|
8.
|
21-30
|
Kurang Sekali
|
0
|
0%
|
9.
|
11-20
|
Buruk
|
0
|
0%
|
10.
|
1-10
|
Buruk Sekali
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
32
|
100%
|
Berdasarkan data hasil frekuensi dan persentase
nilai post-test kelas kontrol
menunjukkan bahwa, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai antara
91-100, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai antara 81-90, 9 siswa atau 28% yang memperoleh nilai antara
71-80, 11 siswa atau 34% memperoleh nilai antara 61-70, 6 siswa atau 19% yang
memperoleh nilai 51-60, 5 siswa atau 16% yang memperoleh nilai 41-50, 1 siswa
atau 3% yang memperoleh nilai 31-40, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai
21-30, 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 11-20, dan 0 siswa atau 0% yang
memperoleh nilai 1-10.
Berdasarkan hasil analisis statistik dekriptif data pre-test dan post-test kelas eksperimen
di atas, jelas terlihat adanya peningkatan kemampuan menyimak siswa yang
belajar di laboratorium bahasa. Data Pre-test kelas eksperimenmenunjukkan bahwa, 2 siswa atau 6 % yang memperoleh
nilai antara 81-90, 10 siswa atau 31% yang memperoleh nilai antara 71-80, 7
siswa atau 22% yang memperoleh nilai antara 61-70, 7 siswa atau 22 % memperoleh
nilai antara 51-60, 6 siswa atau 19% yang memperoleh nilai 41-50 0 siswa atau 0% yang memperoleh nilai 91-100.Sementara data hasil post-test kelas eksperimen menunjukkan bahwa, 6 siswa atau 19% yang memperoleh nilai antara 91-100, 20 siswa atau 62%
yang memperoleh nilai antara 81-90, 5 siswa atau 16% yang memperoleh nilai
antara 71-80, 1 siswa atau 3% memperoleh nilai antara 61-70.
3. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
1.
Pre-test
Kelas Eksperimen
Sebelum
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dengan z-score
dan Chi-Kuadrat. Untuk pengujian normalitas
data Pre-test untuk kelas eksperimen jumlah
kelas interval ditetapkan = 6 dan
panjang kelas = 7
dengan kriteria pengujian:
-
Jika
<
data
normal


-
Jika
>
data
tidak normal


Berdasarkan
tabel z-score dan chi-kuadrat, maka uji normalitas data pretest untuk kelas eksperimen dapat
dihitung sebagai berikut:


= 1,94
+ 0,03+ 3,33 + 1,42 + 0,15 + 0,30
= 7,
18
Hasil tersebut dikonsultasikan dengan
tabel harga Chi-Kuadrat dengan dk = (k – 1). Pada tabel di atas banyaknya kelas
interval adalah 6.
Oleh karena itu (k – 1) = 6
–1 = 5. Dalam tabel dengan dk
= 5 tertera harga X2(
atau
dengan taraf signifikansi 0,05 = 11,070.
Jadi harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi-Kuadrat tabel,
(7,18)
<
(11,070)
atau ( 7,18<11,070)). Oleh karena harga
Chi-Kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi-Kuadrat tabel, maka data pretest siswa pada kelas eksperimen
dinyatakan berdistribusi normal.



2. Pre-test Kelas Kontrol
Sebelum
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dengan Chi-Kuadrat. Untuk pengujian normalitas
data Pre-test untuk kelas kontroljumlah
kelas interval ditetapkan = 6
dan panjang kelas = 6dengan
kriteria penilaian:
-
Jika
<
data
normal


-
Jika
>
data
tidak normal


Berdasarkan
tabel z-score dan chi-kuadrat, maka uji normalitas data pretest untuk kelas kontrol dapat
dihitung sebagai berikut:
X2 = ∑

= 0,61 + 0,80 + 0,39 + 3,99 + 1,06 + 2,77
= 9,61
Hasil
tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga Chi-Kuadrat dengan dk = (k – 1).
Pada tabel chi kuadrat banyaknya
kelas interval adalah 6.
Oleh karena itu (k – 1) = 6
– 1 = 5. Dalam tabel dengan dk
= 5 tertera harga X2 (
) atau dengan taraf
signifikansi 0,05 = 11,070.
Jadi harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi-Kuadrat tabel,
(9,61
) <
(11,070)
atau (9, 61 < 11,070).
Oleh karena harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi-Kuadrat tabel,
maka data pretest
siswa pada kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi normal.



3. Post-test Kelas Eksperimen
Sebelum
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dengan Chi-Kuadrat. Untuk pengujian normalitas
data post-test untuk kelas eksperimen jumlah
kelas interval ditetapkan = 6
dan panjang kelas = 5.
-
Jika
<
data
normal


-
Jika
>
data
tidak normal


Berdasarkan
tabel z-score dan chi-kuadrat, maka uji normalitas data post-test untuk kelas eksperimen dapat
dihitung sebagai berikut:
X2 = ∑

=
0,60 + 0,25 + 2,76 + 3,91 + 0,01 + 0,87
= 8,40
Hasil tersebut dikonsultasikan dengan
tabel harga Chi-Kuadrat dengan dk= (k – 1). Pada tabel di atas banyaknya kelas
interval adalah 6.
Oleh karena itu (k – 1) = 6
– 1 = 5. Dalam tabel dengan dk
= 5 tertera harga X2 (
) atau dengan taraf
signifikansi 0,05 = 11,070.
Jadi harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil
dari pada Chi-Kuadrat tabel,
(8,40)
<
(11,070)
atau (8,
40 < 11, 070). Oleh karena harga
Chi-Kuadrat hitung lebih kecil
dari pada Chi-Kuadrat tabel, maka data post-test siswa pada kelas eksperimen
dinyatakan berdistribusi normal.



4. Post-test Kelas kontrol
Sebelum
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data dengan Chi-Kuadrat. Untuk pengujian normalitas
data Postest untuk kelas kontrol jumlah
kelas interval ditetapkan = 6
dan panjang kelas = 7
dengan kriteria pengujian:
-
Jika
<
data
normal


-
Jika
>
data
tidak normal


Berdasarkan
tabel z-score dan chi-kuadrat, maka uji normalitas data post-test untuk kelas kontrol dapat
dihitung sebagai berikut:
X2 = ∑ 

= 0,01
+ 1,62 + 1,49 + 2,05 + 0,21 + 4,91
= 10,
28
Hasil tersebut
dikonsultasikan dengan tabel harga Chi-Kuadrat dengan dk = (k – 1). Pada tabel
di atas banyaknya kelas interval adalah 6.
Oleh karena itu (k – 1) = 6
– 1 = 5. Dalam tabel dengan dk
= 5 tertera harga X2 (
) atau dengan taraf
signifikansi 0,05 = 11, 070.
Jadi harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil
dari pada Chi-Kuadrat tabel,
(10,28)
<
(11,070)
atau (10,28 < 11,
070). Oleh karena harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil dari pada Chi-Kuadrat
tabel, maka data pretest siswa pada kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi
normal.



b. Uji Homogenitas


Dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
-
Terima jika
jika
<
; dan



-
Tolak
jika
>



1)
Pre-test
a.
Varians Pretest
Eksperimen


=


=


=
146
b.
Varians Pretest
Kontrol


=

=

= 99


Hasil tersebut
dikonsultasikan dengan F tabel dengan
dk = k-1, dimana (k) merupakan banyaknya jumlah kelas pada interval kelas uji
normalitas sehingga diperoleh
=
(6 – 1= 5) dan
= (6-1= 5) dengan taraf signifikan (
)
= 0,05 maka diperoleh
=
5, 05. Ternyata
=
5,05, oleh karena
lebih kecil dari
<
maka disimpulkan
bahwa kedua sampel pretest (eksperimen
dan Kontrol) memiliki varian yang sama atau homogen.








2)
Pot-test
a.
Varians Kelas
Postest Kelas Ekperimen


= 

= 

= 60,9
b.
Varians Kelas
Kontrol Postest


= 

= 

= 148


Hasil tersebut dikonsultasikan
dengan F tabel dengan
dk = k-1, dimana (k) merupakan banyaknya jumlah kelas pada interval kelas uji
normalitas sehingga diperoleh
=
(k – 1), (6-1=5) dan
= (k-1), (6-1= 5) dengan taraf signifikan (
)
= 0,05 maka diperoleh
=
5, 05. Ternyata
=5,05, oleh karena
lebih kecil dari
<
maka disimpulkan
bahwa kedua sampel postest (eksperimen
dan Kontrol) memiliki varian yang sama atau homogen.








4.
Pengujian
Hipotesis
Berdasarkan
hasil analisis statistik inferensial yang dilakukan terhadap hasil pretest dan posttest siswa dua
kelas antar kelas XI IPS 3 (kelas kontrol) dan XI IPS 1 (
kelas eksperimen) SMAN 1 Barru yang berjumlah 64 orang, untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan
tingkat kemampuan menyimak bahasa Jerman khususnya pada kelas eksperimen, sebelum
dan sesudah proses pembelajaran yang
dilakukan di laboratorium bahasa maka digunakan uji-t
dengan rumus:
t = 

Dimana:


Dengan kriteria pengujian:
-
Tolak
jika
>



-
Terima
,
jika
>



Varians kelas kontrol :148
Varians kelas ekperimen : 60,9
Mean kelas kontrol : 64,5
Mean kelas ekperimen : 87,1












·
Uji
- t
t = 

t = 

t = 

t = 

t = 9,05
Hasil analisis
data dengan menggunakan rumus uji-t
di atas menunjukkan bahwa
harga
t hitung = 9,05.
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel pada
taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh t tabel = 1, 999. Berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis menyatakan tolak
jika
atau
terima
jika
sehingga
diperoleh
=
9,05 >
= 1,999, maka H0 ditolak karena t
hitung lebih besar dari
yaitu 9,05 > 1,999. Dengan demikian hasil
akhir t hitung 9,05 >
1,999
menerima H1 yang berbunyi: Ada perbedaan yang signifikan antara
kemampuan menyimak siswa yang diajar dengan menggunakan laboratorium bahasa dan
siswa yang diajar dengan tidak menggunakan
laboratorium bahasa siswa kelas XI IPS SMAN 1 Barru dan menolak H0 yang berbunyi: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan
menyimak siswa yang diajar dengan menggunakan
laboratorium bahasa dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan laboratorium bahasa siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Barru.








B. Pembahasan
Hasil Penelitian
Dalam
penelitian ini, pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan setelah
pemberian pre-test. Dalam
pembelajaran tersebut, kedua kelas diajar dengan fasilitas ataupun media yang
berbeda. Pada kelas eksperimen siswa diajar dengan menggunakan laboratorium
bahasa pada pembelajaran kemampuan menyimak, sementara kelas kontrol diajar di kelas biasa pada umumya atau secara
konvensional (tanpa menggunakan laboratorium bahasa).
Hasil
pre-test menunjukkan bahwa nilai
rata-rata (mean) kemampuan menyimak siswa
kelas XI IPS SMAN 1 Barru masing-masing 65 dan 63,3 sudah masuk
dalam kategori cukup yaitu antara 61-70. Uji normalitas pada data pretest kedua
kelas menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol memiliki chi kuadrat
hitung masing-masing lebih kecil dari chi kuadrat tabel,
<
(7,18 < 11,070 dan 9,61 < 11,070), sehingga distribusi data pretest dinyatakan normal.


Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa dengan penggunaan laboratorium bahasa, siswa lebih
bagus, dalam hal ini menyimak bahasa Jerman dibandingkan dengan menggunakan tape recorder di dalam kelas maupun yang
dibacakan langsung oleh guru. Antusias dan respons siswa juga sangat baik
karena siswa lebih fokus dalam menyimak bahan pelajaran dengan menggunakan
perangkat-perangkat laboratorium yang ada, seperti headphone dan media-media yang ada dalam laboratorium bahasa yang
mendukung dalam proses pembelajaran menyimak.
Selajutnya
analisis tes menunjukkan nilai pretest
baik kelas ekperimen maupun kelas kontrol yaitu
menyimak dengan menggunakan tape
recorder maupun yang dibacakan langsung oleh guru di ruang kelas masuk dalam kategori hampir
sedang, yaitu nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85 untuk kelas ekperimen
dengan nilai rata-rata (mean) 65 dan
untuk kelas kontrol 40 nilai terendah, 80 nilai tertinggi dengan nilai
rata-rata 63,3
Berdasarkan
hasil postest yaitu menyimak dengan
menggunakan laboratorium bahasa mengalami peningkatan nilai yang cukup
signifikan. Hal ini dapat dilihat dengan perolehan nilai untuk kelas eksperimen
nilai terendah 70, nilai tertinggi mencapai 100 dengan rata-rata 87,1 sedangkan
kelas kontrol yang belajar di ruang kelas secara konvensional tidak mengalami
peningkatan nilai yang signifikan dimana
perolehan nilai terendah yaitu 35 dan nilai tertinggi tetap 80 dengan nilai
rata-rata 64,5. Dengan demikian nilai mean postest kelas eksperimen lebih besar dari
pada kelas kontrol.
Penggunaan laboratorium bahasa pada kelas eksperimen
berdampak positif pada peningkatan kemampuan menyimak siswa. Dari 32 sampel di
kelas ini, terdapat 6 siswa atau 19% yang memperoleh nilai antara 91-100, 20
siswa atau 62% yang memperoleh nilai antara 81-90, 5 siswa atau 16% yang
memperoleh nilai antara 71-80, 1 siswa atau 3% memperoleh nilai antara 61-70.
Pada
uji normalitas data post-test
masing-masing kelas menujukkan hal yang sama yakni pada kelas eksperimen chi
kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel,
<
,
(8,40 < 11,070) sehingga distribusi datanya
dinyatakan normal. Sementara pada kelas kontrol chi kuadrat hitung juga lebih
kecil dari chi kuadrat tabel,
<
,
(10,28 <
11,070) sehingga distribusi datanya dinyatakan
normal.




Dari hasil analisis di atas, dilanjutkan dengan
uji-t untuk melihat hasil akhir dari penelitian ini, masing-masing kelas dengan
rumus yang sama. Hasilnya adalah
kelas
eksperimen = 9,05 sementara
= 1,999, jadi
(9,05 >
1,999). Dengan demikian, H1 yang
menyatakan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara kemampuan menyimak siswa yang diajar dengan menggunakan laboratorium
bahasa dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan
laboratorium bahasa siswa kelas XI IPS SMAN 1 Barru diterima dan H0 yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan
menyimak siswa yang diajar dengan menggunakan
laboratorium bahasa dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan laboratorium bahasa siswa kelas
IX IPS SMA Negeri 1 Barru dinyatakan ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, karena
diterima maka penelitian tentang efektivitas
penggunaan laboratorium bahasa dalam meningkatkan kemampuan menyimak bahasa
Jerman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Barru dinyatakan berhasil.




Temuan ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Izzan (2007:195) yang menyatakan bahwa laboratorium
bahasa memungkinkan pelajar dapat melakukan latihan yang intensif dan efektif daripada di dalam kelas selain itu,
peralatan laboratorium bahasa yang didesain
secara maksimal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak bahasa asing secara
signifikan.
Dengan
hasil demikian, penggunaan laboratorium bahasa ini merupakan salah satu
alternatif dalam pemecahan masalah sulitnya meningkatkan kemampuan menyimak
bahasa Jerman bagi siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar